📚BIMBINGAN ULAMA SEPUTAR SHALAT IDUL FITRI📚
✏ Bersama al-‘Allaamah asy-Syaikh al-Utsaimin rahimahullah
🔖Bagian Kedua/Terkhir🔖
8⃣ SOAL KEDELAPAN:
👚SEBAGIAN AHLI FIQIH BERPENDAPAT BAHWA ORANG YANG BERI’TIKAF KETIKA KELUAR SHALAT ID DENGAN MEMAKAI PAKAIAN YANG DIA PAKAI UNTUK I’TIKAF?
🌴 Beliau menjawab: Saya memandang hal ini menyelisihi sunnah. Sunnahnya ketika ia menunaikan shalat Id adalah dengan berhias (memakai pakaian yang paling dia sukai, tetapi sesuai syar’i, pent), hal ini berlaku bagi yang i’tikaf maupun yang tidak i’tikaf. [Majmu’ Fatawa asy-Syaikh al-Utsaimin 16/236]
9⃣ SOAL KESEMBILAN:
🚎 APAKAH SHALAT ID JUGA DISYARIATKAN BAGI MUSAFIR?
🌴 Beliau menjawab: Shalat Id tidak disyariatkan bagi para musafir, sebagaimana pula tidak disyariatkan baginya shalat jumat. Akan tetapi, jika dia sedang berada di suatu negeri yang padanya ditegakkan shalat Id, maka diperintahkan baginya untuk menunaikannya bersama kaum muslimin. [Majmu’ Fatawa asy-Syaikh al-Utsaimin 16/236]
🔟 SOAL KESEPULUH:
💎 APAKAH HIKMAH DARI MENGAMBIL DUA JALAN YANG BERBEDA KETIKA PULANG PERGI DARI SHALAT ID?
🌴 Beliau menjawab: Hikmah terkait dengan kita, adalah;
🔸Yang pertama, hal ini dalam rangka meneladani perbuatan Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam. Ini adalah perkara yang disunnahkan.
🔸Yang kedua, untuk menampakkan siyar-siyar Islam, yang mana dengan ini maka siyar shalat Id akan tampak di segala penjuru jalan-jalan pasar suatu negeri.
🔸Yang ketiga, agar bisa meninjau keadaan penghuni pasar yang miskin atau yang lainnya.
🔸Yang keempat, mereka (para ulama) mengatakan, bahwa dua jalan yang dilalui akan bersaksi baginya pada hari kiamat. [Majmu’ Fatawa asy-Syaikh al-Utsaimin 16/237]
1⃣1⃣ SOAL KESEBELAS:
🔊 APAKAH PADA SHALAT ID DIKUMANDANGKAN ADZAN DAN IQAMAT?
🌴 Beliau menjawab: Shalat Id tidak ada padanya adzan dan tidak pula iqamat, hal ini sebagaimana ditetapkan oleh petunjuk Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam. Akan tetapi, sebagian ulama –semoga Allah merahmati mereka- mengatakan; Padanya dikumandangkan “ASH SHALATU JAAMI’AH”, namun ini adalah pendapat yang tidak dibangun padanya dalil (yang shahih), itu adalah pendapat yang lemah. Tidaklah sah hal itu (dikumandangkan) melainkan hanya pada saat shalat Kusuf saja, karena shalat Kusuf datangnya tanpa disadari oleh manusia, berbeda dengan shalat Id, sehingga sunnahnya adalah tidak dikumandangkan padanya adzan, iqamat, dan tidak pula “ASH SHALATU JAAMI’AH”. Hanyalah yang ada, kaum muslimin keluar (ke lapangan) dan apabila imam telah hadir, maka langsung menegakkan shalat, tanpa adzan dan iqamat. Setelah itu baru berkhutbah. [Majmu’ Fatawa asy-Syaikh al-Utsaimin 16/237-238]
1⃣2⃣ SOAL KEDUA BELAS:
🎰 JUMLAH TAKBIR DALAM SHALAT ID
🌴 Beliau menjawab: Jumlah takbir pada dua shalat Id (Fitri dan Adha) diperselisihkan para ulama sejak dahulu di zaman Salaf sampai dengan sekarang. Oleh karena itu, barangsiapa bertakbir pada rakaat pertama bertakbir tujuh kali dengan (termasuk padanya) takbiratul Ihram, dan pada rakaat kedua bertakbir lima kali setelah berdiri, maka ini baik. Dan barangsiapa berbeda dengan hal itu (pada rakaat pertama tujuh kali dengan tidak termasuk takbiratul Ihram) maka baik juga, karena semua itu datang contohnya dari para Salaf. [Majmu’ Fatawa asy-Syaikh al-Utsaimin 16/238]
1⃣3⃣ SOAL KETIGA BELAS:
✂ APAKAH HUKUM BAGI YANG MENCUKUPKAN DENGAN TAKBIRATUL IHRAM SAJA DALAM SHALAT ID?
🌴 Beliau menjawab: Shalatnya tetap sah apabila mencukupkan dengan takbiratul Ihram saja, karena takbir-takbir tambahan tersebut adalah sunnah. [Majmu’ Fatawa asy-Syaikh al-Utsaimin 16/238]
1⃣4⃣ SOAL KEEMPAT BELAS:
📋 TATA CARA SHALAT ID
🌴 Beliau menjawab: Tata cara shalat Idul Fitri dan Adha adalah imam mengimami kaum muslimin dua rakaat, bertakbir pada rakaat pertama takbiratul Ihram, kemudian bertakbir setelahnya 6 kali takbir. Setelah itu imam membaca al-Fatihah dan membaca surat ‘QAF’ pada rakaat pertama. Pada rakaat kedua, dia berdiri sambil bertakbir. Jika telah sempurna berdirinya, maka setelah itu bertakbir sebanyak 5 kali. Setelah itu membaca al-Fatihah dan dilanjutkan dengan membaca surat ‘IQTARABATIS SAA’ATU WANSYAQQAL QAMAR’. Dua surat ini dulu dibaca oleh Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam pada shalat Idul Fitri dan Adha. Jika ingin membaca surat ‘SABBIHIS’ (al-A’la) pada rakaat pertama dan surat ‘HAL ATAKA HADIITSUL GHAASYIYAH’ (al-Ghasyiyah) pada rakaat kedua (tidak mengapa).
Ketahuilah, bahwa shalat jumat dan shalat Id itu bersatu dalam dua surat dan berbeda dalam dua surat. Dua surat yang terkumpul pada dua shalat tersebut adalah surat al-A’la dan al’Ghasyiyah. Dan dua surat yang terbedakan pada dua shalat tersebut adalah pada shalat Id dibaca surat QAF dan ‘IQTARABAT’, adapun pada shalat jumat surat al-Jumah dan al-Munafiqun. Seyogyanya bagi kita untuk menghidupkan sunnah membaca surat-surat ini, sehingga kaum muslimin mengetahuinya dan tidak mengingkarinya ketika hal ini diamalkan.
Kemudian setelah itu berkhutbah, dan hendaknya (diakhir khutbah) khatib sedikit mengkhususkan nasehat dalam khutbahnya untuk ditujukan kepada para wanita dan memerintahkan mereka untuk menunaikan hal-hal yang sudah semestinya mereka tunaikan, serta melarang mereka dari perkara-perkara yang harus ditinggalkan, hal ini sebagaimana pernah dilakukan Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam. [Majmu’ Fatawa asy-Syaikh al-Utsaimin 16/238-239]
------------------------------------
✒ Diterjemahkan oleh Abu Ubaidah Iqbal bin Damiri al-Jawi_di kota Ambon Manise, 29 Ramadhan 1436 H/16 Juli 2015.
📥 Silahkan kunjungi blog kami untuk mendapatkan artikel kami yang lainnya dan mengunduh PDF-nya serta aplikasi android Forum KIS di:
www.pelajaranforumkis.com atau www.pelajarankis.blogspot.com
------------------------------------
💎 Forum Permata Muslimah Salafiyyah 📚
Minggu, 19 Juli 2015
Bimbingan Ulama Seputar Shalat Idul Fitri 2 (Terakhir)
06.25
[Fiqih] Shalat